Kampus STT SAPPI

Kampus STT SAPPI

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 04 Maret 2016

Vitamin: Fungsi dan Manfaatnya



VITAMIN








Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi
yang diampu oleh D. Franklyn Purba STP., MP.






Oleh

Kelompok IV

1.      Yefriyadi Dj. Here
2.      Daud Poka Wora
3.      Rukmini Ampolo
4.      Salli Marcelina
5.      Eko Gayus







SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
STUDI ALKITAB UNTUK PENGEMBANGAN PEDESAAN INDONESIA
CIANJUR, FEBRUARI 2016


BAB I
PENDAHULUAN


    Latar Belakang
Nama vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, vitamin (bahasa Inggris: vitalamine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Istilah vitamine atau vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebut lahirlah istilah vitamine dan yang kemudian menjadi vitamin. Vitamin merupakan  suatu molekul organik yang sangat diperlukan  tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Dan vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikomsumsi.[1]
Vitamin pada umumnya dapat dikelompokan dalam dua golongan utama yaitu: vitamin yang larut dalam lemak yang terdiri dari vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang larut dalam air yaitu yang terdiri dari vitamin C dan B. Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging ikan, minyak ikan, biji-bijian, dan sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai dll.  Vitamin yang larut dalam air bergerak bebas dalam badan, darah, dan limpa. Karena sifat yang larut dalam air sehingga mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang tercuci dan melarut dalam air.
            Bahan makanan yang disajikan oleh alam mengandung berbagai vitamin yang bila dimakan secara bersama-sama akan saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu konsumsi jenis bahan makanan yang monoton dalam waktu lama dapat menimbulkan terjadinya kekurangan vitamin.


Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang terjadi, yaitu:
1.      Apa pengertian dari Vitamin ?
2.      Apa saja jenis-jenis vitamin dan apa saja vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air?
3.      Apa fungsi vitamin secara umum?

Batasan Masalah
            Melalui pembahasan ini kelompok memfokuskan apa manfaat vitamin bagi kehidupan manusia.

Tujuan Penulisan
            Melalui hasil rumusan masalah diatas, maka penulis akan menetapkan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pengertian dari vitamin.
2.     Memaparkanjenis-jenis vitamin dan menjelaskan vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air.
3.      Menjelaskan fungsi vitamin secara umum.

  


BAB II
PEMBAHASAN


Jenis-jenis Vitamin
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat) dan C, D, E, K. Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak.Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.



Tabel 1. Tahun penemuan vitamin alami dan sumbernya

Tahun penemuan
Vitamin
Nama biokimia
Ditemukan pada
1909
Vitamin A
1912
Vitamin B1
1912
Vitamin C
1918
Vitamin D
1920
Vitamin B2
1922
1926
Vitamin B12
Telur
1929
1931
Vitamin B5
1931
Vitamin B7
Hati
1934
Vitamin B6
Kacang
1936
Vitamin B3
Ragi
1941
Vitamin B9
Hati


Vitamin Larut dalam Lemak

1.       Vitamin A (Retinol, Retinal, Asam retinoat)
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
 
Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit. Bahan pangan sumber vitamin A antara lain sayur-sayuran hijau dan kacang-kacangan.

2.      Vitamin D
            Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.

Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibat berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan.

3.      Vitamin E
            Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.

4.      Vitamin K
            Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.

 
Vitamin yang  larut dalam air
1.       Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.

Tiamin (Vitamin B1)
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.


Penyakit beri-beri karena kekurangan tiamin ditandai dengan kurang perasaan atau gatal pada ibu jari kaki dan telapak kaki, lutut kaku dan refleks lutut tidak ada, nyeri, kejang sulit berjalan yang dapat menimbulkan kelumpuhan kaki dengan atrofi otot kaki.

Fungsi Tiamin
Tiamin adalah bagian yang aktif koenzim yang diperlukan bagi oksidasi lebih lanjut asam piruvat, salah satu hasil peralihan oksidasi karbohidrat. Oleh karena koenzim yang mengandung tiamin menolong dalam pengambilan oksigen oleh semua macam jaringan. Jaringan syaraf tertentu tergantung pada oksidasi karbohidrat untuk keperluan hidupnya, dengan demikian organ yang terganggu karena kekurangan vitamin B1 adalah syaraf.

Tiamin, dikenal pula sebagai ”vitamin semangat” karena bila terjadi kekurangan akan menimbulkan penurunan kegiatan syaraf. Penelitian pada manusia yang diberi makanan yang kurang tiamin menunjukan dalam waktu yang singkat orang-orang tersebut menjadi kurang semangat, mudah tersinggung, kurang dapat konsentrasi. Dalam tiga sampai tujuh minggu timbullah rasa capai, kurang nafsu makan, berat badan menurun, konstipasi, kejang otot, dan berbagai nyeri syaraf. Keluhan ini dapat dihilangkan dan kembali kepada keadaan normal setelah diberikan tiamin yang cukup banyak.[2]

Struktur Kimiawi
            Tiamin relatif mempunyai susunan kimia yang sederhana, terdiri dari sebuah pirimidin dan suatu cincin tiazol. Dalam dunia perdagangan tersedia dalam bentuk hidrokhlorid, kristal putih yang padat dan stabil dalam bentuk kering, larut dalam air dan agak larut dalam 95% alkohol. Dalam larutan asam, vitamin B1 tersebut sangat stabil pada temperatur sampai 120oC. Dalam larutan biasa vitamin pecah sangat cepat apalagi dengan pemanas.
            Reaksi ini merupakan dasar bagi penentuan tiamin secara kimiawi. Tiamin juga bereaksi dengan diazo p-aminoacetophenon membentuk senyawa komplek berwarna merah yang dapat diukur secara spektrofotometrik. Berbagai teknik mikrobiologik juga ditemukan untuk identifikasi tiamin dengan tingkat ketelitian yang baik dan relatif mudah dilakukan.

Kebutuhan Tiamin
            Tiamin diserap oleh usus dari makanan dan dibawa bersama darah ke jaringan-jaringan tubuh. Dalam jumlah yang terbatas tiamin dapat disimpan sebagai cadangan di dalam hati, buah pinggang, jantung, otot, dan otak, hanya sekedar dapat memelihara fungsi tiamin dalam waktu yang relatif pendek. Angka kebutuhan tiamin yang dikemukakan oleh para ahli berbeda-beda yaitu berkisar antara 0.23 sampai 0.65 mg per 1000 kalori. Berarti orang yang konsumsinya 2500 kalori per hari perlu kira-kira antara 0.5 mg sampai 1.5 mg tiamin per hari.

Sumber Tiamin
            Tiamin banyak terdapat dalam padi-padian lengkap (utuh), kacang-kacangan dan daging. Dalam padi-padian umumnya terdapat pada bagian lembaga maupun bagian luar dari endosperm. Hampir semua jenis kacang-kacangan memiliki kandungan tiamin yang cukup tinggi.[3]

Riboflavin (Vitamin B2)
            Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.


Struktur Kimiawi
            Zat ini merupakan kristal berwarna kuning orange, mudah larut dalam suasana basa, tidak stabil terhadap pemanasan dalam larutan pada berbagai pH, riboflavin tidak stabil terhadap sinar tampak dan sinar ultraviolet. Identifikasi ribloflavin dilaboraturium harus memperhatikan sifat ini, bila perlu dianalisis dalam ruangan yang gelap.
Riboflavin yang berperan penting dalam reaksi-reaksi oksidasi-reduksi di dalam jaringan, umumnya terdapat dalam enzim yang tugasnya mengambil hidrogen dan menyampaikannya kepada zat lain dalam rantai oksidasi-reduksi yang panjang, dimana pada akhirnya hidrogen diikat oleh oksigen menjadi air.

Kebutuhan Riboflavin
            Standar kebutuhan riboflavin untuk mencapai tingkat kesehatan yang baik masih merupakan perdebatan. Walaupun manusia masih toleran dengan konsumsi riboflavin yang rendah tanpa ada tanda-tanda defisiensi, namun para ahli berpendapat bahwa pemberian yang lebih banyak akan lebih baik pengaruhnya terhadap kesehatan.

Sumber Riboflavin
            Bahan-bahan makanan yang kaya akan riboflavin adalah hati, keju, telur, sayur-sayuran daun, daging, kacang-kacangan dan susu. Bahan tersebut juga mengandung tiamin, namun jumlahnya lebih rendah khususnya dalam daging dan jeroan, sayuran daun, telur dan susu.[4]

Niasin (Vitamin B3)
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

Asam Pantotenat (Vitamin B5)
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.



Piridoksin (Vitamin B6)
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.


Sianokobalamin (Vitamin B12)
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Karena sudah tercampur antara vitamin nabati dengan hewan sehingga ada terdapat pada margarin. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukan platelet darah. Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.


2.      Vitamin C
           
            Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.
Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.


Senyawa Serupa Vitamin

Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh kontribusi vitamin B, C, dan E, serta asam para-aminobenzoat. Selain vitamin, tubuh juga memproduksi senyawa lain yang juga berperan dalam kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Senyawa ini memiliki karakteristik dan aktivitas yang mirip dengan vitamin sehingga seringkali disebut dengan istilah senyawa serupa vitamin (vitamin like substances). Perbedaan utamanya dengan vitamin adalah senyawa ini diproduksi tubuh dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa senyawa ini pernah diklasifikasikan ke dalam kelompok vitamin B kompleks karena kemiripan fungsi dan sumber bahan pangannya. Akan tetapi, secara umum peranan senyawa serupa vitamin ini tidaklah sepenting vitamin.
Kolin (choline) merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin. Senyawa ini dapat ditemukan pada setiap sel mahluk hidup dan berperan dalam pengaturan sistem saraf yang baik dan beberapa metabolisme sel. Mioinositol (myoinositol) juga termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin yang larut dalam air. Peranannya dalam tubuh secara spesifik belum diketahui. Contoh lain dari senyawa serupa vitamin ini adalah asam para-aminobenzoat (4-aminobenzoic acid, PABA) yang berperan sebagai senyawa antioksidan dan penyusun sel darah merah. Karnitin (carnitine) merupakan senyawa lain yang berperan dalam sistem transportasi asam lemak dan pembentukan otot tubuh.

Vitamin sebagai antioksidan
Sumber radikal bebas antara lain asap rokok, polusi lingkungan, dan sinar ultraviolet. Asap rokok, salah satu sumber radikal bebas yang dapat merusak jaringan tubuh, terutama paru-paru. Tubuh memiliki beberapa mekanisme pertahanan terhadap senyawa radikal bebas ini untuk menetralkan efek negatifnya. Kebanyakan diantaranya adalah senyawa antioksidan alami, seperti enzim superoksida dismutase dan katalase.
Semua jenis kehidupan di bumi memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Untuk menghasilkan energi ini, makhluk hidup memerlukan bantuan berbagai substansi, salah satunya adalah oksigen. Oksigen terlibat secara langsung dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Sebagai produk sampingannya, oksigen dilepaskan dalam bentuk yang tidak stabil. Molekul inilah yang dikenal dengan nama radikal bebas (free radicals). Oksigen yang tidak stabil memiliki elektron bebas yang tidak berpasangan sehingga bersifat reaktif. Kereaktifan oksigen ini sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengoksidasi dan merusak DNA, protein, karbohidrat, asam lemak, dan glutation peroksidase. Antioksidan sendiri berarti senyawa yang dapat mencegah terjadinya peristiwa oksidasi atau reaksi kimia lain yang melibatkan molekul oksigen (O2). Senyawa lain yang juga dapat berperan sebagai antioksidan adalah glutation, CoQ10, dan gugus tiol pada protein, serta vitamin. Beberapa jenis vitamin telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Contoh vitamin yang banyak berperan sebagai senyawa antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan vitamin E.
Vitamin E dapat membantu melindungi tubuh dari oksidasi senyawa radikal bebas. Vitamin ini juga mampu bekerja dalam kondisi kadar senyawa radikal bebas yang tinggi sehingga mampu dengan efisien dan efektif menekan reaksi perusakan jaringan di dalam tubuh melalui proses oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu jenis vitamin lagi yang juga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu vitamin C. Vitamin ini berinteraksi dengan senyawa radikal bebas di bagian cairan sel. Selain itu, vitamin C juga dapat memulihkan kondisi tubuh akibat adanya reaksi oksidasi dari berbagai senyawa berbahaya.
Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh menjadi sangat berlebih dan tidak lagi dapat diantisipasi oleh senyawa antioksidan maka akan timbul berbagai penyakit kronis, seperti kanker, arterosklerosis, penyakit jantung, katarak, alzhemeir, dan rematik. Bagi orang yang memiliki sejarah penyakit kronis tersebut dalam garis keturunannya, dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E sebagai sumber senyawa antioksidan. Selain itu, suplemen makanan juga dapat turut membantu mengatasi masalah tersebut.

Vitamin dan Penuaan Tubuh
Penuaan tubuh merupakan hasil akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan jaringan tubuh dapat diperbaiki melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal dengan istilah mitosis. Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi dapat diperbaharui, melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan penuaan pada tubuh. Senyawa radikal bebas merupakan salah satu agen yang berkontribusi besar dalam peristiwa ini.
Mitokondria merupakan salah satu organel sel yang paling rentan mengalami kerusakan oleh senyawa oksigen reaktif (radikal bebas). Hal ini terkait dengan banyaknya reaksi pelepasan oksigen bebas di dalam organel ini yang merupakan pusat metabolisme energi tubuh. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa tingkat kerusakan mitokondria ini berhubungan langsung dengan proses penuaan tubuh atau panjangnya umur suatu makhluk hidup. Selain itu, kerusakan DNA akibat reaksi oksidasi oleh radikal bebas juga turut berperan besar dalam peristiwa ini. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu senyawa untuk menekan efek perusakan oleh radikal bebas.
Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang.



BAB III
Fungsi Vitamin Secara Umum

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Fungsi Vitamin secara umum berhubungan  sangat erat  dengan fungsi enzim, terutama vitamin –vitamin kelompok  B. Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang dihasilkan oleh sel disebut apoenzim. Vitamin merupakan suatu senyawa yg telah lama dikenal oleh peradaban manusia sudah sejak ribuan tahun lalu manusia telah  mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Vitamin diperkirakan berperan sebagai katalisator dalam reaksi biokimia  tubuh. Vitamin  dapat berperan secara bersama–sama dalam mengatur fungsi tubuh, misalnya  memacu dan memelihara : pertumbuhan, reproduksi, kesehatan dan kekuatan tubuh, stabilitas sistem syaraf, selera makan, pencernaan, penggunaan zat-zat makanan lainnya. Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk menghindari terjadinya radikal bebas (free radical).



BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
            Masing-masing vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah tertentu, bila terlalu banyak dikonsumsi akan menimbulkan gejala-gejala merugikan, keadaan demikian disebut hipervitaminosis, sebaliknya bila tidak memenuhi kebutuhan akan timbul gejala merugikan yang disebut avitaminosis.

Saran
            Demikian hasil penelitian kami yang membahas vitamin, adapun untuk lebih lanjut menunjang saudara bisa membaca buku yang membahas vitamin dan ruang lingkupnya, dan juga melalui internet.


DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F. G. Kimia Pangan dan Gizi.  Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.
M-Kusharo, Clara dan Suhardjo. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi.  Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Tnp Thn.
http://id. Wikipedia. Org/ Wiki/ Vitamin [17 Februari 2016]
http://id. Wikipedia. Org/ Wiki/ daftar_ Vitamin [17 Februari 2016]



[1] F. G. Winarno  Kimia Pangan Dan Gizi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002). 119
[2] Suhardjo-Clara M. Kusharto, Prinsip-prinsip Ilmu Gizi (Yokyakarta: Penerbit Kansius,87654), 52.
[3]Ibid, 54.
[4] Suhardjo- Clara M. Kusharto, prinsip-prinsip, ILMU GIZI, (Yokyakarta: Penerbit Kansius, 87654), 55-56.