PROTEIN
Tugas Ini Merupakan Pemenuhan Tugas
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Gizi
Dibimbing oleh D. Franklyn Purba, STP., MP.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nama:
Eko Tornado
Erius Wed
Aksamina Tse
Firman Jaya Gea
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
STUDI ALKITAB UNTUK PENGEMBANGAN PEDESAAN INDONESIA
STUDI ALKITAB UNTUK PENGEMBANGAN PEDESAAN INDONESIA
Cianjur, Maret 2015
PROTEIN
Protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama yang didahulukan. Kata ini
diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda,
Gerardus Mulder Pada Tahun 1802-1880.
Menurut Mulder, protein
adalah zat makanan mengandung nitrogen, yang diyakini sebagai factor penting
untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada kehidupan
tanpa adanya protein.[1]
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dalam
merupakan bagian terbesr tubuh sesudah air. Protein terdiri atas rantai-ranti
panjang Asam Amino, yang terikat antara satu dengan yang lain dalam ikatan
peptide. Asam Amino terdiri atas
unsure-unsur Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Selain itu juga, ada
beberapa unsur-unsur yang masih mengandung asam amino yaitu: fosfor. Besi,
iodium, dan kolbat.
Klasifikasi asam amino
menurut jumlah gugus asam (karboksil) dan basa (amino) yang dimiliki adalah:
1.
Asam amino netral yaitu asam amino yang mangandung satu gugus asam dan satu gugus amino.
2.
Asam amino asam (rantai cabang asam) yaitu asam amino yang mempunyai
kelebihan gugus asam dibandingkan gugus basa.
3.
Asam amino basa (rantai cabang basa) yaitu asam amino yang mempunyai
kelebihan gugus basa.
4.
Asam amino yang mengandung nitrogen imino pengganti gugus amino primer
dinamakan asam imino.
Klasifikasi Protein
Protein
terdiri dalam bentuk serabut, globular, dan konjungasi
A.
Protein bentuk serabut, terdiri atas beberapa rantai peptide berbentuk spiral
yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristknya adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang
tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan dan protei ini terdapat dalam
unsure-unsur protein tubuh.
v
Kolagen merupakan protein utama
jaringan ikat. Karena tidaj larut air, mudah berubah menjadi gelatin bila
direbus dalam air, asam encer atau alkali. Sebanyak 30% protein total manusia
adalah kolagen
v
Elastin terdapat dalam urat, otot,
arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain.
v
Keratin adalah protein rambut dan
kuku. Protein ini mengandung banyak sulfur dalam bentuk sistein. Rambut manusia
mangandung 14% sistein.
v
Miosin merupakan protein utama
serat otot.
B.
Protein globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan jaringan tubuh.
v
Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin.
v
Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan biji
tumbuh-tumbuhan.
v
Histon terdapat dalam jaringan kalenjar tertentu seperti timus dan
pancreas.
v
Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
C.
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan
bahan-bahan nonasam amino.
v
Nucleoprotein adalah kombinasi protei dengan asam nukleat dan mengandung
9- 10% fosfat.
v
Lipoprotein adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan lipida,
seperti lisetin dan kolesterol. Lipoprotein terdapat dalam plasma dan berfungsi
sebagai pengangkut lipida dalam tubuh.
v
Fosfoprotein adalah protein yang terikat melalui ikatan ester dengan
asam fosfat seperti pada kasein dan susu.
v
Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral, seperti
feritin dan hemosiderin dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.



Fungsi Protein
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
ü
Pertumbuhan dan Pemeliharaan.
Protein tubuh berada dalam
keadaan dinamis, yang secara bergantian dipecah dan disintesis kembali. Tiap
hari sebanyak 3% jumlah protei total berada dalam keadaan berubah ini. Dinding
usus yang setiap 4-6 hari harus diganti, membutuhkan sistensis 70 gr protein
setiap hari.
ü
Pembentukan Ikatan-ikatan Esensial Tubuh
Hormon-hormon seperti
tiroid, insulin, dan epinefri adalah
protei, demikian pula berbagai enzim. Hemoglobin darah merah dan berfungsi
sebagai pengengkut oksigen dan karbon dioksida adalah ikatan protein. Dalam
kekeurangan protein, tampaknya tubuh memprioritaskan pembentukan ikatan-ikatan
tubuh yang vital ini.
ü
Memelihara Netralitas Tubuh
Protein tubuh bertindak
sebagai buffer, bereaksi dengan asam
dan basa untk menjaga pH pada taraf konstan. Sebagian besar jaringan tubuh
berfungsi dalam keadaan netral atau sedikit alkali (pH 7,37- 7,45).
ü
Pembentukan Antibodi
Tingginya tingkat kematian
pada anak-anak yang menderita gizi-kurang kebanyakkan disebabkan oleh menurunnya
daya tahan terhadap infeksi (muntaber) kerena ketidakmampuannya dalam membentuk
antibody dalam jumlah yang cukup. Dalam keadaan kekurangan protein kemampuan
tubuh untuk menghalangi pengruh tioksi bahan-bahan racun ini berkurang.
Seseorang yang menderita kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan racun
dan obat-obatan.
Selain itu, pembentukan
antibody juga dapat diuraikan sebagai berikut:
Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi tergantung dari kemampuannya dalam
memproduksi antibody.
Karena tubuh harus memproduksi antibody yang spesifik untuk setiap
organism atau zat asing, maka kebutuhan akan protein untuk tujuan tersebut
menjadi besar.
Kemampuan untuk mendeteksifikasi atau menghilangkan zat-zat racun dari
tubuh dikontrol oleh enzim yang terutama berlokasi dalam hati.[3]
ü
Mengangkut Zat Gizi
Protein memegang peranan
esensial dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna melaluin dinding
saluran cerna kedalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan melalui
membrane sel ke dalam sel-sel. Kekurangan protein, menyebabkan gangguan pada
absorpsi dan transportasi zat-zat gizi.
ü
Sumber Energi
Sebagai sumber energy,
protein ekivalen dengan kerbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/g protein.
Namun, protein sebagai sumber energy relatif lebih mahal, baik dalam dalam
harga maupun dalam jmlah energy yang dibutuhkan untuk metabolism energy.
Akibat
Kekurangan Protein
Kekuranagn protein banyak terdapat pada masyarakat
social yang ekonominya rendah.kekurangan protein murni pada stadium berat
meneybabkan kwashiorkor pada
anak-anak tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan
dengan kekurangan energy yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus.
§
Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada
usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak terlambat menyapih
sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein.
Kekurangan protei ini menunjukan oedema pada muda dan perut.
§
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting/merusak. Pada umumnya
merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama), karena terlambat diberi
makanan tambahan. Penyakit ini terjadi karena penyapihan mendadak, formula
pengganti ASI terlalu encer dan tidak higenies atau sering kena enfeksi terutama
gastroenteritis.
Akibat Kelebihan Protein
Protein secara berlebihan tidak
menguntungkan tubuh. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, terutama
pada bayi. Kelebihan asam amino dapat memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolise dan mengelurkan kelebihan nitrogen.[4] Kelebihan
konsumsi protein tidak baik untuk kesehatan ginjal, karena apabila protein
(asam amino) digunakan sebagai sumber energy. Makn banyak protei yang
dikonsumsi, makin banyka urea yang terbentuk, dn makin keras kerja ginjal untuk
membuang urea tersebut.[5]
Daftar pustaka
Almatsier, Sunita, Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Muchtadi, Deddy, Gizi
Anti Penuaan Dini. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009.
Diktat
Pengantar Ilmu Gizi (TNP nama pengarang dan
tahun).
0 komentar :
Posting Komentar