Senin, 30 Maret 2015

Fungsi Protein



PROTEIN

Tugas Ini Merupakan Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Gizi
Dibimbing oleh D. Franklyn Purba, STP., MP.



Disusun Oleh:
Kelompok 3

Nama:
Eko Tornado
Erius Wed
Aksamina Tse
Firman Jaya Gea





SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
STUDI ALKITAB
UNTUK PENGEMBANGAN PEDESAAN INDONESIA
Cianjur, Maret 2015





PROTEIN
            Protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder Pada Tahun 1802-1880.
Menurut Mulder, protein adalah zat makanan mengandung nitrogen, yang diyakini sebagai factor penting untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya protein.[1]
            Protein adalah bagian dari semua sel hidup dalam merupakan bagian terbesr tubuh sesudah air. Protein terdiri atas rantai-ranti panjang Asam Amino, yang terikat antara satu dengan yang lain dalam ikatan peptide. Asam Amino terdiri atas unsure-unsur Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Selain itu juga, ada beberapa unsur-unsur yang masih mengandung asam amino yaitu: fosfor. Besi, iodium, dan kolbat.
Klasifikasi asam amino menurut jumlah gugus asam (karboksil) dan basa (amino) yang dimiliki adalah:
1.        Asam amino netral yaitu asam amino yang mangandung satu gugus  asam dan satu gugus amino.
2.        Asam amino asam (rantai cabang asam) yaitu asam amino yang mempunyai kelebihan gugus asam dibandingkan gugus basa.
3.        Asam amino basa (rantai cabang basa) yaitu asam amino yang mempunyai kelebihan gugus basa.
4.        Asam amino yang mengandung nitrogen imino pengganti gugus amino primer dinamakan asam imino.
Klasifikasi Protein
Protein terdiri dalam bentuk serabut, globular, dan konjungasi
A.      Protein bentuk serabut, terdiri atas beberapa rantai peptide berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristknya adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan dan protei ini terdapat dalam unsure-unsur protein tubuh.
v  Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Karena tidaj larut air, mudah berubah menjadi gelatin bila direbus dalam air, asam encer atau alkali. Sebanyak 30% protein total manusia adalah kolagen
v  Elastin terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain.
v  Keratin adalah protein rambut dan kuku. Protein ini mengandung banyak sulfur dalam bentuk sistein. Rambut manusia mangandung 14% sistein.
v  Miosin merupakan protein utama serat otot.
B.       Protein globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan jaringan tubuh.
v  Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin.
v  Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan biji tumbuh-tumbuhan.
v  Histon terdapat dalam jaringan kalenjar tertentu seperti timus dan pancreas.
v  Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
C.       Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan nonasam amino.
v  Nucleoprotein adalah kombinasi protei dengan asam nukleat dan mengandung 9- 10% fosfat.
v  Lipoprotein adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan lipida, seperti lisetin dan kolesterol. Lipoprotein terdapat dalam plasma dan berfungsi sebagai pengangkut lipida dalam tubuh.
v  Fosfoprotein adalah protein yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat seperti pada kasein dan susu.
v  Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral, seperti feritin dan hemosiderin dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.

*      Protein susu sapi terdiri dari Kasein sebanyak 78% dari berat totalnya, serta protein serum susu (sekitar 17%) yang terdiri dari beta-laktoglabulin (8.5%), alfa-laktabumin (5.1%), globulin imun (1.7%) dan serum albumin.
*      Protein daging terdiri dari protein structural (sekitar70%) dan protein larut air (30%), fibril mengandung 32-38% myosin, 13-17% tropomiosin, dan 6% protein plasma.
*      Protein telur dibedakan antara kuning dan putih telur. Putih telur terdiri dari sedikitnya 8 macam protein yang berbeda dengan sifat khususnya masing-masing. Sedangkan kuning telur mengandung sejumlah lipid yang beriktan sebagai lipoprotein. Lipoprotein merupakan pengemulsi yang baik, sehingga kuning telur banyak digunakan dalam pengolhan makanan.[2]


Fungsi  Protein
Protein  mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi  lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
ü  Pertumbuhan dan Pemeliharaan.
Protein tubuh berada dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian dipecah dan disintesis kembali. Tiap hari sebanyak 3% jumlah protei total berada dalam keadaan berubah ini. Dinding usus yang setiap 4-6 hari harus diganti, membutuhkan sistensis 70 gr protein setiap hari.
ü  Pembentukan Ikatan-ikatan Esensial Tubuh
Hormon-hormon seperti tiroid, insulin, dan epinefri  adalah protei, demikian pula berbagai enzim. Hemoglobin darah merah dan berfungsi sebagai pengengkut oksigen dan karbon dioksida adalah ikatan protein. Dalam kekeurangan protein, tampaknya tubuh memprioritaskan pembentukan ikatan-ikatan tubuh yang vital ini.
ü  Memelihara Netralitas Tubuh
Protein tubuh bertindak sebagai buffer, bereaksi dengan asam dan basa untk menjaga pH pada taraf konstan. Sebagian besar jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan netral atau sedikit alkali (pH 7,37- 7,45).
ü  Pembentukan Antibodi
Tingginya tingkat kematian pada anak-anak yang menderita gizi-kurang kebanyakkan disebabkan oleh menurunnya daya tahan terhadap infeksi (muntaber) kerena ketidakmampuannya dalam membentuk antibody dalam jumlah yang cukup. Dalam keadaan kekurangan protein kemampuan tubuh untuk menghalangi pengruh tioksi bahan-bahan racun ini berkurang. Seseorang yang menderita kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan racun dan obat-obatan.
Selain itu, pembentukan antibody juga dapat diuraikan sebagai berikut:
        Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi tergantung dari kemampuannya dalam memproduksi antibody.
        Karena tubuh harus memproduksi antibody yang spesifik untuk setiap organism atau zat asing, maka kebutuhan akan protein untuk tujuan tersebut menjadi besar.
        Kemampuan untuk mendeteksifikasi atau menghilangkan zat-zat racun dari tubuh dikontrol oleh enzim yang terutama berlokasi dalam hati.[3]

ü  Mengangkut Zat Gizi
Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna melaluin dinding saluran cerna kedalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membrane sel ke dalam sel-sel. Kekurangan protein, menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat-zat gizi.
ü  Sumber Energi
Sebagai sumber energy, protein ekivalen dengan kerbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/g protein. Namun, protein sebagai sumber energy relatif lebih mahal, baik dalam dalam harga maupun dalam jmlah energy yang dibutuhkan untuk metabolism energy.
Akibat Kekurangan Protein
            Kekuranagn protein banyak terdapat pada masyarakat social yang ekonominya rendah.kekurangan protein murni pada stadium berat meneybabkan kwashiorkor pada anak-anak tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energy yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus.
§   Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak terlambat menyapih sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kekurangan protei ini menunjukan oedema pada muda dan perut.
§   Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting/merusak. Pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Penyakit ini terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higenies atau sering kena enfeksi terutama gastroenteritis.
Akibat Kelebihan Protein
      Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino dapat memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolise dan mengelurkan kelebihan nitrogen.[4] Kelebihan konsumsi protein tidak baik untuk kesehatan ginjal, karena apabila protein (asam amino) digunakan sebagai sumber energy. Makn banyak protei yang dikonsumsi, makin banyka urea yang terbentuk, dn makin keras kerja ginjal untuk membuang urea tersebut.[5]

Daftar pustaka

Almatsier, Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.  
Muchtadi, Deddy, Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009. 
Diktat Pengantar Ilmu Gizi (TNP nama pengarang dan tahun).





[1] Diktat Pengantar Ilmu Gizi (TNP nama pengarang dan tahun).10
[2]  Ibid,14-15.
[3] Ibid, 13
[4] Sunita Almatsier,Prinsip Dasar Ilmu Gizi (penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2002) 77-104.  
[5] Deddy Muchtadi, Gizi Anti Penuaan Dini (Penerbit Alfabeta, Bandung 2009) 21.  

0 komentar :

Posting Komentar